Movie Review - FIVE MINARETS IN NEW YORK

Film berikut ini bisa dikategorikan sebagai "film lawas". Film bergenre eksyen produksi Turki ini dirilis tanggal 5 November 2010 silam dan menjadi film dengan penghasilan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Turki. Walau sebenarnya mendapatkan cukup banyak kritikan pedas saat dirilis di luar Turki, namun menurut saya film ini adalah film yang patut ditonton karena mengandung makna yg sangat mendalam mengenai arti "Toleransi Beragama:.

Film yang diperani Mahsun Kirmizigul, Haluk Bilginer, Mustafa Sandal, Danny Glover, Gina Gershon, dan Robert Patrick ini bercerita tentang dua orang polisi anti-teror dari Istanbul - Fiyat (Kirmizigul) dam Acar (Sandal) - yang ditugasi Atasannya untuk membawa pulang seorang pemimpin agama Islam berjuluk Dajjal yang ditangkap FBI di New York untuk dibawa pulang ke Turki. Dajjal diyakini bertanggung jawab atas serangkaian teror dan rencana pengeboman yang akan dilakukan di Turki.

Tiba di New York, Fiyat dan Acar dipertemukan dengan Hajji Gumsu, orang yang disebut-sebut sebagai pemimpin teroris tersebut. Awalnya kedua polisi itu sangat meyakini kalau Hajji memang bersalah. Namun setelah bersama-sama dengan Hajji, mereka menyadari kalau Hajji bukanlah Dajjal.

Film drama-action ini cukup sarat dengan pesan persaudaraan dan kerukunan beragama. Dalam film tersebut, Hajji Gumsu beristrikan Maria, seorang wanita beragama Katolik. Anak mereka, Jasmine, memiliki kekasih yang beragama Kristen. Selain itu juga, film ini juga menyinggung tentang makna "jihad" yang murni, yang tidak didasarkan pada kekerasan, namun pada kasih dan toleransi. Salah satu adegan yang cukup mengharukan buat saya adalah ketika Hajji mengajak istri dan kedua polisi tersebut pergi ke sebuah mesjid di Bitlis, Turki. Yang mencengangkan, di dalam mesjid tersebut terdapat gambar Bunda Maria dan Yesus Kristus yang berdampingan dengan kaligrafi Arab yang indah. Di dalam mesjid tersebut, mereka bersama-sama berdoa menurut agama masing-masing. Adegan ini membuat saya terpana dan sadar bahwa Agama bukanlah pembatas hubungan antar-manusia. Agama hanyalah cara pandang kita dalam mencari Wajah Tuhan, hanyalah sebuah kepercayaan dalam hati yang tidak sepatutnya dijadikan bahan perdebatan.

Film ini cukup berhasil menangkap esensi toleransi beragama dan dapat dengan sempurna menampilkan hubungan harmonis antar umat berbeda agama. Sayang, film sebaik ini tidak pernah tayang di bioskop di Tanah Air. Bahkan DVD Originalnya pun tidak beredar di Indonesia hingga hari ini.


FAKTA TENTANG FILM INI : 
Five Minarets in New York (Lima Pilar Mesjid di New York) beredar di Amerika dengan judul "Act of Vengeance" dan di Australia dengan judul "The Terrorist". Di Turki sendiri, film ini beredar dalam 2 judul : "New York'ta Bes Minare" dan "Five Minarets in New York". Judul film tersebut berasal dari lagu rakyat Turki "Bitlis'te Bes Minare" (Five Minarets in Bitlis).

Film ini diproduksi dengan biaya US$ 12 juta dan menjadi box office Turki dengan perolehan hingga US$ 21 juta. Angka ini belum termasuk pendapatannya dalam peredaran di seluruh dunia, serta penjualan DVD.

Teaser film ini menampilkan detektif Istanbul - yang diperani Kirmizigul dan Sandal - berlari dengan wajah tegang di jalan kota New York. Kemudian gambar beralih pada Presiden Obama yang berpidato tentang rencananya melawan terorisme, lalu beralih pada gambar pesawat yang menabrak Gedung WTC (rekaman Penyerangan 9 September 2001), dan diakhiri dengan adegan jemaat Muslim yang bersembahyang di Central Park. Di luar dugaan, teaser ini menjadi daya tarik penonton Turki untuk menonton film tersebut.

Mahsun Kirmizigul adalah pemeran utama, sekaligus sutradara film ini. Selain sineas, Kirmizigul adalah juga seorang penyanyi dan penulis lagu populer di Turki. Dia memiliki perusahaan rekaman ternama di Turki bernama Prestij Muzik.

Butuh waktu 12 tahun bagi Kirmizigul untuk membuat film Five Minarets in New York. Untuk mendanai filmnya, Kirmizigul menggunakan semua penghasilannya dari 2 film sebelumnya.

Ada satu kesalahan "kecil" yang mungkin kurang disadari penonton. Di menit 36:11, saat adegan jemaat Islam berdoa di East River (dekat Kent Street), mereka menghadap arah selatan, yang mana arah kiblat di New York adalah di utara.



Comments