Recommended - KILLERS (2014)

Inilah kali pertama saya akhirnya berkesempatan mengomentari film produk lokal, setelah sekian lama tidak pernah merilis review apapun tentang film Indonesia. Bukannya gak suka dengan produk negeri sendiri. Hanya saja informasinya terbilang sangat terbatas, sehingga seringkali sudah dirasa "terlambat" dan basi saat akan dibahas. Seperti juga film ini yang baru saya dapatkan informasinya, padahal film ini sendiri sudah tayang di Indonesia sejak 6 Februari 2014 silam (di Jepang sendiri film ini sudah tayang tanggal 5 Februari 2014, sehari lebih cepat daripada Indonesia). Tapi berbeda dengan film ini, meski terlambat, saya tetap "ngotot" ingin me-review karena Killers adalah salah satu film lokal yang sangat membanggakan, dan pantas untuk dibahas.

Film ini adalah film kolaborasi pertama Indonesia-Jepang. Dan "kolaborasi" ini dilakukan dalam berbagai hal. Produksinya dilakukan oleh rumah produksi Indonesia (Guerilla Merah Films) dan Jepang (Nikkatsu). Naskahnya pun adalah hasil kerja sama penulis Indonesia (Timo Tjahjanto) dan Jepang (Ushiyama Takuji). Shooting dan pemerannya pun dari Indonesia dan Jepang.

Film bergenre thriller-psikologi yang disutradarai The Mo Brothers ini mengisahkan tentang Nomura Shuhei (diperani Kazuki Kitamura) adalah seorang eksekutif muda Jepang yang disukai banyak orang. Tidak seorang pun menduga kalau dirinya adalah juga seorang pembunuh psikopat yang gemar membunuh orang dan mendokumentasikan aksi pembunuhannya, lalu mempublikasikannya di internet agar ditonton banyak orang.

Sementara itu, di Indonesia ada Bayu Aditya (Oka Antara), seorang jurnalis yang terobsesi untuk menguak kasus korupsi yang dilakukan politikus Dharma (Ray Sahetapy). Hal ini membuat hubunganya dengan Dina (Luna Maya), istrinya berada di ujung tanduk. Tidak hanya itu. Usahanya untuk menguak kasus Dharma, dianggap melanggar kode etik, sehingga karirnya pun terancam. Dalam kondisi frustrasi, Bayu tanpa sengaja menonton video Nomura di internet, yang kemudian menginspirasi dan membangkitkan sisi gelap dirinya.

Mulailah Bayu melakukan pembunuhan berantai terhadap orang-orang yang dianggapnya melakukan kejahatan. Bayu memposisikan dirinya sebagai "Pahlawan Pembela Kebenaran" yang - atas nama Keadilan dan Hukum - mengeksekusi para pelaku kejahatan itu. Sama seperti Nomura, Bayu selalu merekam aksi brutalnya itu dan mempublikasikannya di internet.

Ternyata video yang dipublikasikan Bayu dan Nomura sama-sama diminati banyak orang dan membuat mereka layaknya selebritis. Kepopuleran itu, membuat mereka kemudian terhubung di internet dan muncul ikatan batin yang aneh di antara keduanya. Dan pada saat itulah Nomura memutuskan untuk menemui Bayu. Bukan hanya untuk bertemu, tapi untuk membuktikan siapa di antara mereka pembunuh yang paling baik dan paling kejam.


ABOUT THE MO BROTHERS
Mungkin Anda berpikir The Mo Brothers adalah sutradara luar negeri bersaudara seperti Wachowski Brothers (duo sutradara bersaudara yang menghasilkan trilogi The Matrix yang legendaris) atau Pang Brothers (duo sutradara bersaudara yang menghasilkan film-film horror populer seperti The Eye).Well... jika Anda berpikir demikian, berarti Anda keliru.

The Mo Brothers adalah nama panggung yang digunakan oleh dua orang sahabat karib asal Indonesia bernama Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel.  Keduanya saling mengenal pada tahun 2002 saat mereka bersekolah di Sydney di Fakultas Seni Visual.

The Mo Brothers
Sama-sama suka film thriller dan horor seperti Psycho dan The Texas Chainsaw Massacre, membuat mereka akhirnya sepakat untuk membuat film-film bergenre thriller slasher yang penuh dengan adegan kesadisan dan darah. Film bergenre ini sebelumnya memang belum pernah dibuat di Indonesia.

Hingga hari ini mereka telah membuat 4 film : Sendiri (2003), Takut : Faces of Fear (2008) - Segmen Dara, Rumah Dara (2010), dan Killers (2013). Rumah Dara menjadi film internasional pertama mereka yang mendapatkan respon positif dari penonton luar negeri. Film yang diperani Shareefa Daanish dan Julie Estelle itu merupakan film slasher Indonesia pertama yang kualitasnya sangat baik, dan setara dengan film-film produksi Hollywood. Film ini tidak saja sukses secara finansial, tapi juga mengangkat nama mereka di dunia perfilman dunia.


DO YOU KNOW? 
Untuk proses produksinya, film ini mendapat dukungan kru dan dana dari beberapa perusahaan lain, seperti Merantau Films (yang memproduksi film The Raid),  Damn Inc. (rumah produksi milik Daniel Mananta), dan Million Pictures (pembuat film Negeri 5 Menara).

Film ini mendapatkan penghormatan sebagai salah satu film Official Selection dalam Festival Film Sundance 2014.

Menurut The Mo Brothers, judul awal film ini adalah Killer Clowns. Konsep dan alur cerita aslinya pun sangat berbeda : tentang seorang pembunuh berantai bertopeng dari Jepang dan seorang lagi dari Indonesia yang saling bersaing dan berkompetisi untuk menjadi pembunuh terbaik yang mewakili negara mereka.

Ada perbedaan versi film Killers yang dirilis di Indonesia dan internasional. Dalam versi Indonesia, kekerasan yang ditampilkan sudah diedit sehingga tampak sebagai kekerasan yang "biasa-biasa saja". Namun dalam versi internasional, kekerasan yang ditampilkan sangat ekstrim dan jauh lebih mengerikan. Selain itu juga ada adegan percintaan yang cukup vulgar dalam versi internasional.

Ada 3 bahasa yang digunakan dalam film Killers : Bahasa Jepang, Indonesia, dan Inggris.








Comments