Movie Review - DRAGON BLADE (天將雄獅 )

Di usianya yang telah melewati 60 tahun (lahir tanggal 7 April 1954), Jackie Chan masih tampak sangat energik dan bugar. Meski demikian, kita harus sadar bahwa dalam usianya yang sudah bisa dikatakan rawan, kita tidak bisa mengharapkan lagi Jackie Chan melakukan banyak aksi berbahaya seperti yang dia lakukan 20 - 30 tahun lalu.Dan Jackie pun sadar akan hal itu. Dalam upayanya untuk tetap eksis dan berkarya di dunia film, Jackie masih tetap berupaya untuk menampilkan banyak hal baru yang mungkin belum pernah dilakukannya. Salah satunya adalah dengan bermain dalam film ini.

Dragon Blade merupakan film yang diadaptasi dari sebuah permaianan on-line berjudul sama produksi Hong Kong. Disutradarai Daniel Lee, film kolosal ini merupakan film multi-ras yang melibatkan banyak perusahaan produksi film China dan Hong Kong, seperti Sparkle Roll Media Corporation, Huayi Brothers Media Corporation, Shanghai Film Group, Tencent Video, dan Beijing Cultural Assets Chinese Film and Television Fund. Dengan bujet pembuatan film yang mencapai US$ 65 juta, Dragon Blade menjadi film Hong Kong berbiaya tertinggi pertama yang dirilis tahun 2015 ini.

Selain Jackie, film ini didukung pula oleh aktor dan aktris internasional dari beberapa negara seperti John Cusack dan Adrian Brody (Amerika Serikat), Lorie Pester (Perancis), Vanness Wu (Taiwan), Choi Si Won (Korea), Sharni Vinson (Australia), dan Jozef Waite (Inggris). Keseluruhan lokasi shooting dilakukan di Hengdian, Dunhuang, dan Gurun Gobi, China.

Di film ini, Jackie Chan berperan sebagai Huo An, seorang Jendral dari Pasukan Pelindung Resimen Barat yang hidup di masa Dinasti Han (206 - 220 M). Terkenal sebagai Jendral yang sangat berani dan berdedikasi, Huo An justru kemudian dijebak oleh rekannya dan dihukum menjadi budak.

Sementara itu di Romawi, Jendral Lucius (John Cusack) terpaksa melarikan diri dari negaranya karena nyawanya terancam setelah menyelamatkan Pangeran Roma. Pelarian yang tidak tentu arah itu justru membawanya ke China dan mempertemukan dirinya dengan Huo An. Kedua orang yang berasal dari budaya berbeda itu dengan cepat menjadi sahabat lantaran mengalami pengalaman yang mirip. Bersama-sama, keduanya menjalani petualangan yang kelak menjadikan mereka bagian dari Sejarah Dunia.

Film ini pertama kali dirilis tanggal 18 Februari 2015 di Taiwan, kemudian 19 Februari 2015 di China dan Hong Kong. Dunia Internasional baru mendapat kesempatan menonton film ini tanggal 12 Maret 2015 mendatang.

Jika mau jujur, mungkin film ini merupakan film yang sedikit mengecewakan. Idenya cukup baik, karena Jackie berhasil mengumpulkan beberapa artis dari beberapa negara untuk bermain bersama dengannya dalam 1 film. Namun masalahnya, film ini menjadi terasa ganjil karena mengetengahkan Sejarah Tiongkok Kuno tapi mempertemukan Bangsa Han dan Pasukan Romawi.

Sebagian penonton yang telah menyaksikan film ini - dan tahu Sejarah Tiongkok Kuno - menyatakan kekecewaannya karena keanehan alur cerita ini (mana pernah dalam sejarah Bangsa Han bekerja sama dengan Pasukan Romawi mengalahkan para pemberontak di China?). Namun sebagian lain mengapresiasi usaha Jackie Chan sebagai ide yang brilian. Sebenarnya konteksnya sama saja seperti saat Marvel Comics mengangkat cerita Captain America dengan latar belakang kejadian era 1940-an, tapi menggunakan teknologi tahun 2000. Tidak masuk akal, tapi bisa diterima. Jadi, seharusnya alur cerita yang diusung film ini pun bisa diterima juga.



DO YOU KNOW? 
Jozef Waite adalah aktor, model, dan presenter belia dari Inggris. Meski baru berusia 7 tahun, anak ini sangat fasih berbahasa Mandarin. Lho kok bisa? Ya, dong....!! Karena meski lahir di Berkshire, Inggris, Jozef sudah dibawa oleh orang tuanya tinggal di Changsa, Provinsi Hunan, China sejak dia berusia 1 tahun. Jadi meskipun berkebangsaan Inggris, namun karena kecakapannya berbahasa Mandarin, Jozef banyak mendapatkan tawaran membawakan acara televisi lokal Tiongkok, serta menjadi model untuk beberapa produk lokal Tiongkok.

Adegan paling sulit yang dilakukan di film ini adalah adegan perang. Para kru dan pemain film mengalami kesulitan karena harus melakukan adegan shooting dalam kondisi udara yang sangat panas. Yang paling menderita adalah para pemeran film karena harus mengenakan kostum perang yang berat dalam cuaca yang sangat panas tersebut.

Gosip menyebutkan kalau awalnya pemeran Jendral Romawi Lucius akan dipercayakan pada Mel Gibson. Namun gosip itu ternyata tidak benar dan pada akhirnya John Cusack-lah yang terpilih memerani Lucius.

Daniel Lee adalah Produser, Sutradara, dan Penulis Skenario Hong Kong yang cukup handal. Sejak tahun 2008, sepertinya dia memfokuskan karyanya pada film-film bertema klasik. Hal ini tergambar pada empat karya terakhirnya yang kesemuanya mengangkat sejarah Tiongkok Kuno, yaitu Three Kingdoms : Resurrection of The Dragon (2008; epik Tiga Kerajaan / Sam Kok), 14 Blades (2010; korupsi di era Dinasti Ming), White Vengeance (2011; kejatuhan Dinasti Qin dan bangkitnya Dinasti Han), dan yang paling anyar : Dragon Blade.





Comments