Movie Recommended - V/H/S : VIRAL

Salah satu keasyikan yang bisa kita peroleh saat menonton film bergenre "found footage" adalah sensasi suasana riilnya. Jika kita sering membuat film pribadi menggunakan handycam, maka saat menonton film yang kita buat itu, yang muncul adalah perasaan emosional karena kita yang merekan kejadian dan terlibat di dalam pembuatan film itu. Nah, sensasi seperti itulahyang selalu kita rasakan saat menonton film bergenre "found footage".

Dengan memiliki penggemar yang cukup banyak, maka tidak heran jika film genre ini telah berkembang sedemikian pesat, baik dari segi cerita maupun teknik sinematografinya (tanpa menghilangkan"efek" gambar buram dan bergoyang yang menjadi ciri khas genre film ini), sehingga menghadirkan cerita yang lebih bervariasi.

Film bergenre "found footage" terbaru yang saya tonton beberapa waktu ini adalah V.H.S. Viral yang merupakan seri ketiga dari serial film V.H.S. yang terkenal. Mengusung cerita yang berlapis-lapis, film ini merupakan antologi (kumpulan film pendek) yang tampak tidak berhubungan satu dengan yang lain, dan baru kelihatan benang merahnya di akhir cerita.

Diawali dengan penggalan-penggalan rekaman film sepasang kekasih - Kevin (Patrick Lawrie) dan Iris (Emilia Zoryan) - yang merekam momen kemesraan mereka. Satu malam, sebuah kejar-kejaran antara polisi dan sebuah mobil es krim terjadi di dekat rumah mereka. Kevin berusaha merekam kejadian itu untuk di-upload ke jejaring sosial. Saat berusaha merekam kejadian itu, Iris menghilang. Kevin yang panik berusaha keras mencari kekasihnya. Dan dimulailah serangkaian kejadian mengerikan yang kelak mengubah hidup Kevin dan Iris selamanya.

Segmen "DANTE THE GREAT" :
Segmen ini mengisahkan tentang seorang pesulap dan mentalis bernama Dante The Great (Justin Welborn) yang terkenal karena berhasil menampilkan banyak ilusi yang mustahil. Satu ketika Scarlet Kay (Emmy Argo) - salah seorang asistennya - kemudian melaporkan Dante ke pihak polisi terkait dengan menghilangnya banyak asisten Dante.

Hilangnya para asisten itu ternyata berhubungan dengan jubah yang dipakai Dante, di mana jubah itu adalah jubah terkutuk yang memberikan kemampuan mistis untuk Dante beratraksi. Namun, sebagai gantinya, sang jubah butuh korban. Karena itulah Dante mengorbankan semua asistennya untuk jubah tesebut.

Saat sedang melaporkan Dante, Scarlet justru berhasil diculik Dante, dan nyaris menjadi korban berikutnya. Dengan berbagai upaya, Scarlet berhasil mengalahkan Dante dan membuatnya menjadi korban kemarahan iblis dalam jubah.


Segmen "PARALEL MONSTERS"
Alfonso (Gustavo Salmeron) berhasil menciptakan sebuah mesin portal yang memampukan dia membuka pintu dimensi lain. Saat pintu itu dibuka, dia menemukan kembaran dirinya dari dimensi lain yang punya kesamaan dengannya. Mereka berdua memutuskan untuk bertukar tempat di masing-masing dimensi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dimensi mereka masing-masing.

Saat berpindah itu, mereka menemukan kalau - meski keduanya memiliki wajah dan sifat yang sama - tetapi dunia mereka sungguh jauh berbeda, dan mengerikan.

Segmen "BONESTORM"
Ini merupakan bagian yang sangat saya sukai. Dikisahkan ada sekelompok anak muda - Danny (Nick Blanco), Jason (Chase Newton), dan Taylor (Shane Bradey) - skateboarder yang senang melakukan berbagai aksi skateboard ekstrim dan mereka seluruh kegiatan mereka itu.

Aksi terakhir mereka dilakukan di Meksiko, di mana mereka bermain skateboard di sebuah lapangan terbuka. Tidak disangka tempat itu lokasi ritual sebuah kelompok tertentu. Maka ketika mereka mengusik lokasi itu, mereka kemudian diserang oleh para anggota kelompok ritual tersebut. Masalahnya, anggota kelompok tersebut terdiri dari para mayat dan tengkorak yang tidak bisa mati.


Film ini kemudian ditutup dengan konklusi pencarian Kevin, di mana dia berhasil menemukan Iris, tapi ada fakta mengejutkan yang akhirnya terkuak.



ABOUT "VHS"
VHS (biasa juga ditulis dengan V/H/S) adalah film yang terdiri dari kumpulan film pendek. Semua film pendek itu tampak seolah-olah tidak ada hubungan, tapi sebenarnya punya benang merah yang menjadi konklusi dari keseluruhan cerita film. Hingga hari ini, film ini telah dibuat sebanyak 3 seri.

Seri pertama dirilis tanggal 31 Agustus 2012, dengan sutradara Adam Wingard, David Bruckner, Ti West, Glenn McQuaid, Joe Swanberg, dan Radio Silence (4 orang sutradara dari Radio Silence Productions : Matt Bettineli-Olpin, Tyler Gillett, Justin Martinex, dan Chad Villella). Seperti halnya genre film "found footage" yang lain, film ini dibuat dengan menggunakan handycam dan penuh gambar buram, tidak fokus, dan selalu bergerak-gerak. Bahkan di awal film tampak layar biru, seolah-olah film tersebut rusak.

Film tersebut memuat 6 cerita yang seolah-olah berdiri sendiri, tapi sebenarnya punya benang merah dan baru terungkap di akhir cerita. Bagi sebagian orang, menonton film ini terbilang sangat sulit karena dibuat dengan gaya yang sangat amatir. Meski demikian, banyak orang yang memuji konsep film ini karena dianggap membawa tren baru bagi film bergenre "found footage". Jadi meski penghasilan yang diraup film ini tergolong kecil (hanya US$ 1.2 juta), tapi karena banyak peminatnya, film ini dibuat sekuelnya.

V/H/S/2 dirilis tahun 2013. Meski mengusung cerita yang mirip, para pendukung film ini (termasuk para sutradaranya) berbeda dengan yang pertama.  Dibandingkan dengan seri pertamanya, film ini jauh lebih baik dan "lebih bisa ditonton". Gambarnya tidak "sehancur" seri pertama, dan alur ceritanya lebih linier. Cerita pendeknya pun lebih sedikit (hanya 5 cerita, tapi salah satu segmen - yaitu Tape 49 - dibuat dalam 5 seri, sehingga bisa dikatakan total film ini punya 9 cerita).

Walau dibuat dengan sinematografi yang jauh lebih baik, ternyata seri kedua VHS justru meraup keuntungan yang lebih kecil dibandingkan yang pertama (sekitar US$ 750,000). Meski demikian, film ini masih bisa dikatakan untung, karena biaya pembuatan tidak lebih dari US$ 100,000.





Comments

Post a Comment