TV Series Review - DIG (2015)

Ada 4 orang kreator serial televisi favorit saya : Anthony E. Zuiker (kreator serial CSI), Chris Carter (kreator serial The X-Files), J.J. Abrams (kreator serial Alias dan Lost), dan Tim Kring (kreator serial Heroes dan Touch). Setiap kali seri terbaru produksi mereka dirilis, saya pasti akan  menontonnya (meski terkadang serial rilisan baru tersebut kurang disukai oleh para kritikus).

Baru-baru ini, sebuah serial baru kreasi Tim Kring dirilis. Judulnya Dig. Serial tersebut untuk saat ini saya sebut sebagai mini-seri, mengingat serial tersebut hanya diproduksi sebanyak 10 episode dan belum ada kejelasan apakah akan dilanjutkan atau tidak. Tayang di USA Network tanggal 5 Maret - 7 Mei 2015 silam, serial ini terbilang istimewa buat saya. Bukan saja lantaran Tim Kring yang membuatnya, namun alur ceritanya pun terbilang tidak umum buat serial televisi.

Serial bertema konspirasi internasional ini mengisahkan tentang Peter Conelly (Jason Isaacs), seorang Agen FBI yang sebelumnya pernah mendalami pelajaran keagamaan di Seminari Katolik. Pasca tewasnya anak Conelly dalam sebuah insiden, dia kemudian meminta mutasi. Permintaannya disetujui, dan dia kemudian dipindahkan ke Jerusalem sebagai Agen Khusus FBI untuk Diplomat Amerika Serikat, di bawah pimpinan Lynn Monahan (Anne Heche), yang diam-diam adalah kekasih Conelly.

Dalam sebuah pengejaran terhadap seorang tersangka kejahatan, secara tidak sengaja Conelly bertemu dengan Emma Wilson (Alison Sudol), seorang mahasiswi arkeolog yang sedang melakukan menggalian peninggalan sejarah Tabut Suci Nabi Daud. Pasca perkenalan itu, Wilson tiba-tiba tewas terbunuh, dan Conelly - sebagai orang terakhir yang bertemu dengannya - menjadi tersangka kasus pembunuhan itu. Untuk membersihkan namanya, Conelly - bersama Detektif Golan Cohen (Ori Pfeffer), polisi Jerusalem - menyidiki latar belakang Wilson sekaligus mengungkap pelaku pembunuhan sebenarnya.

Penyidikan mereka mengarah pada fakta kalau di balik kematian Wilson, terdapat konspirasi besar yang sedang terjadi dan dilakukan oleh sekelompok orang dari beberapa sekte agama (Yudais, Puritan, dan Evangelis). Kelompok tersebut sedang mempersiapkan rencana "pembersihan dunia" dengan mendirikan Kuil Puncak Gunung (Temple Mount) di Jerusalem. Mereka tidak bergerak sendirian, karena diam-diam banyak orang penting di Pemerintahan, yang juga mendukung gerakan tersebut. Siapapun yang mencoba menghalani gerak kelompok itu, akan dihabisi.

Tidak heran kalau usaha Conelly dan Cohen mengungkap kasus pembunuhan Wilson banyak mendapat hambatan, bahkan mereka nyaris tewas diserang orang-orang tidak dikenal. Pada akhirnya mereka menyadari siapa musuh sebenarnya, sehingga merubah strategi dan melakukan serangan balik.

Cerita yang diangkat dalam serial ini terbilang agak ekstrim dan sedikit kontroversi karena mengangkat tema agama. Bahkan beberapa bagian serial ini menyinggung hal-hal yang sangat sensitif dalam ajaran Agama tertentu, seperti nubuat akhir jaman yang dikaitkan dengan rencana "pembersihan dunia", juga kematian serta kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya.

Serial ini pun mengusung banyak adegan yang sama ekstrimnya dengan alur cerita serial ini sendiri. Salah satunya adalah penggambaran hubungan intim gay (pria dengan pria) yang ditampilkan sangat vulgar dan terbuka. Selain itu, banyak adegan dalam serial ini yang menampilkan adegan bugil pria dan wanita. Meski tidak ditampilkan dengan sangat eksplisit, namun banyaknya adegan tersebut dalam setiap episode jelas terbilang "cukup berlebihan" untuk sebuah serial televisi.

Meski pun ceritanya meluncur dengan sangat cepat, intens, dan menarik, serial ini punya beberapa kekurangan yang agak mengganggu saya saat menontonnya. Hal pertama yang sangat mengganjal adalah pekerjaan Peter Conelly sebagai Agen FBI. Bagaimana mungkin seorang Agen FBI punya otoritas untuk membawa senjata dan melakukan pengejaran terhadap kriminal di Jerusalem, yang notabene bukan wilayah otoritas kerja mereka? Lagian untuk penanganan kasus kriminal internasional, seharusnya merupakan otoritas CIA. Uniknya lagi, Connely digambarkan tidak bisa berbahasa Yahudi, yang notabene merupakan bahasa umum di Jerusalem. Sebaliknya, banyak orang Jerusalem yang bisa berbahasa Inggris, meski pada kenyataannya tidak demikian. (Ya... apa boleh buat, namanya juga film produksi Hollywood...)

Serial ini terbilang seru dan penuh kejutan. Tidak akan bosan untuk menontonnya karena alurnya yang sangat cepat dan selalu bikin penasaran. Jika Anda suka cerita bertema konspirasi agama (seperti film Da Vinci's Code atau Demons and Angels), pasti akan suka dengan serial ini.




Comments

  1. AYA ATAS NAMA:PAK KAMARUDIN DARI MALAYSIA

    DULUNYA AKU TIDAK PERCAYA SAMA BANTUAN DARI
    PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG AKU SUDAH PERCAYA
    KARENA SAYA SUDA MEMBUKTIKA SENDIRI.KARNA ANGKA
    YG DIBERIKAN 4D BENAR2 TEMBUS 100% ALHAMBUHLILLAH
    DPT 450 JUTA.DAN SAYA SELAKU PEMAIN TOGEL,DAN KEPERCAYAAN
    ITU ADALAH SUATU KEMENANGAN DAN SAAT SKRAG SY TEMUKAN
    ORANG YG BISA MENGELUARKAN ANGKA2 GAIB YAITU Aky WOWO
    JIKA ANDA YAKIN DAN PERCAYA NAMANYA ANGKA GOIB ANDA BISA
    HUBUNGI LANSUNG Aky WOWO DI NO_085328880180 atau Lihat SITUS RESMI AKI WOWO
    SAYA
    SUDAH BUKTIKAN SENDIRI ANGKA GOIBNYA DEMIH ALLAH DEMI TUHAN.
    INI KISAH NYAT SAYA.....

    ReplyDelete

Post a Comment