TV Series Review - SCREAM : THE TV SERIES (2015 - onward)

Serial televisi yang diproduksi dan ditayangkan di MTV ini merupakan adaptasi dan remake dari film layar lebar berjudul sama yang pernah populer 1996 silam. Meski sudah tayang sejak 30 Juni 2015 lalu, saya baru berkesempatan menontonnya semalam (29 Juli 2015). Tidak apalah... hanya beda sebulan, dan masih "fresh".

Bertema sama, serial bertotal 10 episode (untuk Season Pertama) ini mengisahkan cerita yang sama sekali baru, dan tidak melanjutkan alur cerita di film layar lebar. Para tokohnya pun baru, meski karakter dan peran mereka banyak yang mirip dengan karakter di film layar lebar.

Dua puluh tahun silam di Kota Lakewood, terjadi pembunuhan brutal terhadap 5 orang siswa Sekolah Lakewood. Pelakunya adalah seorang pria berwajah buruk setelah cintanya ditolak Daisy (Tracy Middendorf), salah seorang siswi cantik di sekolah tersebut. Untuk menghentikan pembunuhan itu, Daisy berhasil menjebak sang pria dan membuatnya hampir dibekuk penduduk kota. Pria itu meloncat ke Danau Lakewood dan menghilang.
Sejak itu, para penduduk Lakewood menganggap pria itu telah tewas. Daisy pun berganti nama menjadi Margaret Duval, menikah, dan hidup bahagia di kota tersebut.

Kejadian pembunuhan keji terhadap siswa Sekolah Lakewood terjadi lagi di masa kini. Bermula dengan munculnya rekaman video di YouTube yang mempertunjukkan ciuman sesama jenis antara Audrey Jensen (Bex Taylor-Klaus) dengan Rachel Murray (Sosie Bacon). Beberapa saat setelah itu, Nina Patterson (Bella Thorne) - pelaku unduh video itu - diteror oleh seorang pria lewat telepon. Teror yang semula dikiranya tindakan usil, berubah mengerikan setelah kepala Tyler O'Neill (Max Lloyd-Jones), kekasih Nina, dipenggal dan dilempar ke kolam renang Nina. Nina sendiri akhirnya tewas dibunuh oleh seseorang yang tidak dikenal.

Pembunuhan itu menghebohkan masyarakat Lakewood. Isu kembalinya pria yang mengejar Daisy pun muncul kembali.

Emma Duvall (Willa Fitsgerald), anak Margaret, mendapatkan teror telepon dari seorang pria misterius, yang mengarahkannya pada rahasia masa lalu ibunya. Semakin dekat Emma pada kejadian kelam masa muda ibunya, semakin banyak pula korban di sekitarnya yang tewas menggenaskan. Untuk menghentikan tindakan brutal sang pembunuh, Emma mengajak Audrey untuk bekerja sama mencari tahu siapa pelakunya. Tapi apakah Audrey dapat dipercaya? Atau jangan-jangan Audrey-lah sebenarnya pelaku pembunuhan itu, lantaran kesal setelah dipermalukan teman-teman sekolahnya?

Di sisi lain, Margaret pun mendapatkan teror serupa, di mana pelaku mengancam akan membunuh Emma, sama seperti saat dia membunuh Nina, dan teman-teman Emma yang lain. Margaret pun mengambil tindakan untuk melindungi anak semata wayangnya. Masalahnya, bagaimana caranya dia melindungi Emma jika dia sendiri tidak tahu siapa orang yang mengancam nyawa anaknya itu?

Apabila Anda pernah menonton versi layar lebarnya, cerita Scream versi televisi terasa sangat lamban. Hal ini terbilang wajar, mengingat cerita yang ditampilkan lebih panjang dan lebih detil mengenai latar-belakang para karakter. Berbeda dengan versi layar lebarnya di mana adegannya terbilang "sangat cepat" (mengingat durasi film yang terbatas), dan penjelasan latar belakang para karakter baru dilakukan di sekuel-sekuel film selanjutnya.

Meski terbilang cukup "setia" menggunakan plot asli versi layar lebar, Scream versi televisi banyak menampilkan hal-hal yang relevan dengan kondisi masa kini, misalnya penggunaan Sosial Media (bukan lagi surat dan foto seperti yang digunakan di Scream versi layar lebar), teknologi smartphone, serta adegan intim lesbian. Khusus untuk adegan intim lesbian (ciuman sesama jenis), serial ini menampilkannya cukup vulgar dengan durasi yang lumayan panjang dan beberapa kali. Adegan pembunuhannya pun terbilang cukup sadis, meski tidak sesadis serial televisi sejenis yang sudah dirilis sebelumnya (Harper's Island dan Lizzy Borden's Chronicles).

Rating serial ini terbilang cukup baik. Setiap episode serial ini rata-rata ditonton oleh 1 juta orang penonton Amerika Serikat. Dengan melihat animo penonton seperti itu, MTV menyetujui serial ini diperpanjang. Maka pada tanggal 29 Juli 2015, Season Kedua Scream pun mulai digarap.

Season pertama Scream : The TV Series mulai tayang 30 Juni 2015, dan akan berakhir 1 September 2015 mendatang. Saat artikel ini dibuat, serial tersebut baru tayang episode kelima.



ABOUT "SCREAM"
Jika pada tahun 1996 silam Anda telah berusia 17 tahun, ada kemungkinan Anda sudah menonton film ini. Ya, Scream merupakan film sukses yang mempopulerkan genre "teen-slasher" (genre film pembunuhan sadis dan brutal yang semua korbannya para remaja). Genre ini sangat populer di era 90-an. Banyak film bertema sejenis kemudian dirilis, mengekor kesuksesan Scream. Beberapa di antaranya yang cukup populer : Urban Legend (1998), I Know What You Did Last Summer (1997),  The Clown at Midnight (1999), Valentine (2001), The Texas Chainsaw Massacre (2003), House of Wax (2005), Black Christmas (2006), My Bloody Valentine (2009), dan Sorority Row (2009).

Dengan naskah skenario buatan Kevin Williamson dan disutradarai Wes Craven, film yang diperani Neve Campbell, Courteney Cox, Drew Barrymore, dan David Arquette ini mengisahkan tentang kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang pembunuh bertopeng (yang kelak dikenal dengan julukan "Ghostface"). Pembunuhan yang dilakukan di Kota Woodsboro, California, itu mengambil korban para remaja SMA Woodboro.

Meski terkesan pembunuhan acak, di akhir cerita terkuak kalau pembunuhan itu ada kaitannya dengan keluarga Sidney Prescott (Campbell), tokoh utama film tersebut.

Film yang dibuat dengan biaya US$ 15 juta ini meraup keuntungan finansial luar biasa, dengan perolehan lebih dari US$ 173 juta.

Selain sukses secara finansial, film ini pun mendapatkan respon yang sangat positif dari para kritikus serta meraih banyak penghargaan dari berbagai ajang film internasional. Beberapa diantaranya Saturn Award, MTV Movie Award, dan Gerardmer Film Festival.

Menanggapi sukses Scream, setahun kemudian, Scream 2 dirilis. Masih dengan skenario yang ditulis Kevin Williamson dan disutradarai Wes Craven, serta diperani para pemeran yang sama dengan tambahan karakter-karakter baru yang diperani Sarah Michelle Gellar, Jamie Kennedy, dan Liev Schreiber, film yang dirilis tanggal 12 Desember 1997 ini melanjutkan cerita seri pertama. Dikisahkan Sidney Prescott (Campbell) telah menjadi mahasiswi di Windsor College, dan menghadapi seorang pembunuh yang meniru gaya membunuh Ghostface. Bersama teman sekolahnya Randy Meeks (Kennedy), mantan Deputy Sheriff Dewey Riley (Arquette), dan Reporter Gale Weathers (Cox), mereka menyidiki pelaku pembunuhan tersebut.

Dibuat dengan dana yang lebih besar (US$ 24 juta), film ini ternyata tidak mampu meraup keuntungan lebih besar dari seri pertamanya (US$ 172.3 juta).

Tahun 2000, Scream 3 dirilis. Masih disutradarai Wes Craven, pembuatan skenario dialihkan pada Ehren Kruger. Neve Campbell, Courteney Cox, dan David Arquette masih tetap terlibat dalam film ini. Bersetting di Hollywood dengan waktu tiga tahun pasca kejadian Scream 2, seri ini mengisahkan tentang dirilisnya film Stab 3 yang ide ceritanya diangkat dari "kejadian nyata" yang terjadi di Woodsboro 4 tahun silam. Di tengah pemutaran perdana film tersebut, muncul pembunuh yang membantai seorang penonton di bioskop. Pembunuhan ini semata-mata dilakukan untuk menarik perhatian dan memancing Sidney Prescott (Campbell) - yang kala itu sedang mengisolasi diri - agar keluar dari persembunyiannya. Sekali lagi Prescott harus menghadapi Ghostface yang berusaha menghabisinya.

Meski dibuat dengan biaya yang lebih tinggi daripada 2 seri sebelumnya (US$ 40 juta), film ini tetap tidak mampu meraup keuntungan yang lebih tinggi, bahkan lebih buruk (US$ 161.8).

Semestinya Scream 3 adalah seri terakhir dan menjadi penutup dari rangkaian seri Scream (awalnya Scream direncanakan hanya dibuat dalam bentuk trilogi saja). Namun Bob Weinstein - selaku produser film - ingin membuat reboot dari Scream, sehingga muncullah Scream 4. Seri keempat ini awalnya akan dibuat sebagai seri pertaama dari trilogi kedua Scream. Namun karena perolehan film ini lebih buruk dari Scream 3, rencana produksi trilogi kedua ditunda.

Scream 4 dirilis tanggal 15 April 2011. Mengambil setting 11 tahun sejak kejadian di Scream 3, Sidney Prescott kembali lagi ke kampung halamannya di Woodsboro. Di sana, dia menemukan pembunuh berkedok Ghostface kembali membunuhi murid-murid SMA Woodsboro, termasuk sahabat sepupunya. Sidney - yang sudah tiga kali menghadapi Ghostface - turun tangan kembali menghadapi pembunuh tersebut. Hanya saja pelaku Ghostface menggunakan aturan dan trik baru yang sama sekali tidak diduga oleh Sidney.

Diproduksi dengan biaya US$ 40 juta, film ini hanya meraup keuntungan US$ 110 juta saja, jauh di bawah tiga seri sebelumnya.

Meski demikian, pihak produser masih cukup puas dengan hasil yang didapat, sehingga berencana untuk merilis lebih banyak lagi sekuel Scream. Penulis Skenario Kevin Williamson - yang juga menulis skenario untuk Scream 4 - telah membuat konsep cerita untuk Scream 5 dan Scream 6. Konsep kedua sekuel itu telah disetujui, dan tinggal proses penyelesaian skenarionya saja. Kapan kedua seri itu akan dirilis? Kita tunggu saja ....



DO YOU KNOW? 
Topeng pembunuh yang digunakan dalam Scream - The TV Series merupakan model topeng yang benar-benar baru, dan sangat berbeda dengan topeng Ghostface legendaris yang digunakan dalam keempat seri Scream. Hal ini terjadi karena pihak Fun World - selaku kreator, distributor, dan pemegang hak cipta topeng Ghostface - tidak memberikan izin kepada MTV untuk menggunakan topeng itu pada serial televisi Scream.
Topeng Ghostface di Scream versi layar lebar


Topeng Ghostface di Scream versi televisi
Meski menggunakan alur cerita yang mirip dengan versi layar lebarnya, Kreator Scream - The TV Series (Jill Blotevogel, Dan Dworkin, dan Jay Beattie) menjelaskan kalau detil serial tersebut banyak dipengaruhi oleh Kasus Pembunuhan Skylar Neese (Murder of Skylar Neese) yang terjadi 6 Juli 2012. Skylar Neese adalah gadis kelahiran Star City, West Virginia, yang dibunuh oleh dua orang sahabatnya - Rachel Shoaf dan Shelia Eddy - kemudian meninggalkan mayatnya di Wayne Township, Greene County, Pennsylvania. Diduga Skylar dibunuh dengan sadis pada tanggal 6 Juli 2012 malam. Mayatnya sendiri baru ditemukan kepolisian tanggal 16 Januari 2013 setelah Rachel Shoaf mengaku membunuh sahahatnya tersebut.

Para kru dan artis MTV seperti Chanel West Coast, Ashley Rickards, dan Tyler Posey tampil sebagai cameo di "pesta" mengenang kematian Nina (Episode Pertama Scream).

Meski Kevin Williamson adalah kreator film layar lebar dan telah menulis mayoritas skenario untuk semua sekuel Scream, dia sama sekali tidak terlibat dalam pembuatan serial televisi Scream. Hal yang sama juga terjadi pada Wes Craven yang tidak terlibat dalam proses pembuatan serial ini, meski pun pada awal rencana produksi, MTV sudah sempat melakukan pembicaraan dengannya.

Awalnya, pihak produser menginginkan Bella Thorne memerani karakter Emma Duvall. Namun dia merasa tidak cocok berperan sebagai "gadis baik-baik", sehingga memilih peran gadis "nakal yang menyebalkan". Karenanya dia menolak peran itu dan memilih peran Nina Patterson. Kelak, karakter Nina yang telah tewas di awal episode pertama Scream akan dimunculkan kembali untuk menjelaskan latar belakang kejadian di awal episode tersebut.

Karena Scream : The TV Series menggunakan alur cerita yang sama sekali baru, dengan karakter dan lokasi yang juga baru, maka produser serial ini memastikan kalau tidak akan ada satupun pemeran film layar lebar Scream yang akan bermain di serial ini, meski sebagai cameo sekali pun.

Shooting keseluruhan episode Scream : The TV Series dilakukan di Louisiana sejak 1 April hingga 20 Juli 2015.

Ada 2 artis pendukung serial ini yang mengundurkan diri sesaat sebelum Scream : The TV Series diproduksi : Joel Grestch dan Amy Forsyth. Joel Grestch tadinya dipercaya memerani Sheriff Clark Hudson. Namun karena adanya perbedaan pendapat dengan produser, Grestch meninggalkan proyek ini. Posisinya digantikan oleh Jason Wiles. Sedangkan Amy Forsyth dipercaya memerani Audrey Jensen. Sama seperti Grestch, Forsyth pun mengalami kendala dan masalah dengan produser, sehingga mundur dan digantikan Bex Taylor-Klaus.

Comments

Post a Comment