Movie Review - THIRD EYE (2014)

Di Malam Natal kemarin (24 Desember 2015), saya berkesempatan menonton film "lawas" dari Filipina berjudul Third Eye. Ini kali pertama saya menonton film produksi Filipina. Dan setelah menontonnya, saya berkesimpulan kalau film horor Filipina memiliki banyak kesamaan film horor Indonesia : bertele-tele, dan terlalu "sinetron banget".

Film karya sutradara Aloy Adlawan yang dirilis 26 Februari 2014 di Filipina ini sebenarnya menawarkan plot yang cukup menarik : Mylene (diperani Carla Abellana), saat masih belia menyaksikan sendiri keluarganya dibantai oleh suami tetangganya. Akibatnya, mata ketiganya terbuka dan dia bisa melihat arwah gentayangan. Mylene kemudian tinggal bersama neneknya yang dapat membantunya untuk menutup mata ketiganya itu.

Tapi ketika telah dewasa, mata ketiga Mylene terbuka kembali setelah dia memergoki Jimmy (Ejay Falcon) - suaminya - berselingkuh dengan seorang wanita lain bernama Janet (Denise Laurel).

Paruh pertama film berdurasi 1 jam 33 menit ini tampak menjanjikan dan sangat menarik. Tetapi di paruh kedua - ketika Mylene menguntit suaminya yang mengantar Janet, ceritanya menjadi terkesan ngawur dan dipaksakan.

Saat Mylene mengikuti suaminya yang membawa Janet melewati jalan hutan, mereka tersesat. Kemudian mereka bertemu dengan penduduk di tengah hutan, yang kemudian ternyata adalah penduduk kanibal yang mengincar korban wanita hamil tua, di mana nantinya wanitanya akan dimakan, lalu janinnya akan digunakan untuk menghidupkan penduduk desa itu yang telah mati.

Saya katakan ceritanya ngawur karena kemampuan Mylene yang bisa melihat arwah menjadi "mubazir" dan hanya sebatas "bisa" melihat arwah saja. Baik sutradara maupun penulis skenario tidak berusaha menggali lebih dalam apa yang bisa dilakukan Mylene dengan kemampuannya itu. Petemuan Mylene dengan penduduk desa yang kanibal pun terkesan menjadi sebuah cerita yang berdiri sendiri dan tidak ada kaitannya dengan kemampuan Mylene. Kalau pun ada, beberapa bagian terkesan dipaksakan

Misalnya ada tiga adegan di mana Mylene berhadapan langsung dengan arwah yang seolah-olah ingin melukainya. Tapi Mylene dengan tegas mengatakan pada arwah itu, "Kau tidak bisa melukaiku." Dan arwah itu pun menghilang. Dengan fakta ini, Mylene seharusnya tidak perlu takut saat bertemu arwah. Anehnya, ketika ada adegan bertemu arwah,  justru Mylene ketakutan dan bersembunyi dari arwah itu.
Pendukung film Third Eye (ki-ka) : Denise Laurel (Janet), Ejay Falcon (Jimmy), dan Carla Abellana (Mylene)

Film ini pun berjalan sangat lamban, bahkan terkesan bertele-tele sehingga menghilangkan kengerian dan suspens yang sudah dibangun di awal cerita. Semisal adegan saat Mylene dan Janet dikejar-kejar oleh Cenon (Alex Medina), seorang penduduk desa kanibal yang baru bangkit dari kematian. Bagaimana mungkin dalam keadaan dikejar-kejar, kedua wanita itu masih sempat-sempatnya berhenti di tengah hutan lalu berdebat soal Jimmy yang berselingkuh? Hal lain yang lebih menyebalkan adalah adegan ketika Mylene berhadapan dengan beberapa orang penduduk desa tersebut. Mylene beberapa kali punya kesempatan untuk mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam yang tergeletak tidak jauh darinya. Tapi entah kenapa dia tidak pernah mengambil senjata itu, dan lebih memilih lari sambil menjerit-jerit dikejar-kejar orang-orang bersenjata tajam. Dan yang lebih parahnya lagi : Bagaimana mungkin Jimmy, Janet, dan Mylene bisa tersesat di tengah hutan, padahal mobil mereka bukanlah mobil "murah" yang dilengkapi dengan teknologi "anti-nyasar" seperti GPS?

Dengan banyaknya kejanggalan dan adegan bertele-tele, film Third Eye bisa saya katakan sama sekali tidak seseram trailer film ini. Bahkan sangat terkesan sebagai sebuah sinetron yang selalu mengulur-ulur adegan (yang semestinya pendek, dibuat berkepanjangan). Akting para pemainnya pun tampak kurang meyakinkan sehingga menimbulkan kesan mereka adalah pemain amatiran yang baru bermain film (padahal dari yang saya baca, para pemain film tersebut rata-rata adalah aktris dan aktor papan atas yang sudah malang-melintang cukup lama di dunia entertainmen Filipina).

Secara umum, saya kurang puas dengan film horor tangung dengan cerita aneh dan terlalu dipaksakan seperti ini. Tapi untuk penonton yang terbiasa menonton sinetron, film ini sepertinya menarik untuk mereka tonton. Selain menampilkan "intrik" cinta segitiga, juga akting nangis Carla Abellana dan Denise Laurel sepertinya bisa bikin trenyuh hati para penonton.


Comments