Ini adalah kali kedua Stephen Chow tidak bermain di film yang diproduserinya. Sebelumnya dia pernah memproduseri film box-office Journey To The West : Conquering The Demons (2013) di mana di film itu dia bertindak sebagai penulis skenario, produser, dan sutradara. Dan kini, Stephen Chow kembali merilis film terbaru di mana dia tidak bermain di film tersebut, dan tetap duduk sebagai penulis skenario, produser, dan sutradara. Tidak hanya itu, Stephen Chow juga menulis dan menciptakan lagu tema (theme song) film ini yang berjudul "Invincible". Lagu tersebut dinyanyikan oleh Deng Chao.
Film yang mengusung kampanye perlindungan cagar budaya laut ini mengisahkan tentang pebisnis muda kaya raya Liu Xuan (Deng Chao) yang membeli Teluk Hijau, sebuah daerah cagar budaya dan perlindungan bagi hewan laut, lalu mengusir mahluk laut di teluk itu dengan memasang Alat Sonar. Tanpa diketahuinya, di dalam teluk itu tinggal mahluk sejenis Duyung (setengah manusia, setengah ikan) yang mengalami kesakitan dan nyaris tewas akibat Alat Sonar yang dipasang Liu Xuan. Karenanya, para mahluk duyung bersepakat untuk melenyapkan Liu Xuan.
Seorang Putri Duyung Cantik bernama Shan (Lin Yun), diutus ke darat untuk menjadi manusia dan menjebak Liu Xuan. Jebakan mereka berhasil dan Liu Xuan berhasil ditangkap oleh para mahluk duyung. Saat akan dibunuh oleh para mahluk duyung, Shan memutuskan untuk melepaskan Liu Xuan. Mengetahui Alat Solarnya menyakiti para duyung, Liu Xuan memutuskan untuk mematikan alatnya.
Celakanya, Liu Xuan menceritakan keberadaan mahluk duyung pada teman-temannya, sehingga mereka pun berbondong-bondong menangkapi dan membunuh mahluk itu. Saat para manusia menghabisi mahluk duyung, Liu Xuan turun tangan dan menyelamatkan Shan.
Meski tidak main di film yang dibuatnya, Stephen Chow tetap memasukkan unsur komedi Mo Lei Dou (Brainless Comedy) yang sudah menjadi ciri-khas dirinya selama ini. Meski banyak adegan super konyol yang ditampilkan, namun ternyata masih diminati oleh para penonton. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa film ini sukses besar.
Saat dirilis tanggal 19 Febrauri 2016, film ini memecahkan rekor dan menjadi jawara box-office sepanjang masa di China. Meski harus bersaing ketat dengan film From Vegas to Macau III dan The Monkey King 2 yang tayang di waktu bersamaan, film ini berhasil duduk di peringkat pertama box-office dengan perolehan US$ 543 juta (dibuat dengan bujet US$ 60 juta). Hebatnya, penghasilan ini diraih hanya dari penayangan di China saja.
Film The Mermaid terbilang sangat fenomenal, terutama saat proses pembuatan. Salah satu hal yang menjadi bahan pembicaraan masyarakat Hong Kong dan China, adalah proses seleksi pemeran Putri Duyung Shan yang mana melibatkan ribuan kandidat di seluruh China dan Hong Kong. Dari penyeleksian lebih ketat, akhirnya didapat 120,000 orang kandidat. Proses audisi dan kasting dilakukan hingga 13 kali, dan pada akhirnya Lin Yun - aktris remaja berusia 18 tahun asal Huzhou - terpilih memerani karakter tersebut.
Proses audisi pemeran lain untuk film ini pun berlangsung cukup lama (sejak 31 Juli - 15 Agustus 2014) dengan 6 proses penyaringan, sebelum akhirnya para pemeran film terpilih dan mendapatkan peran.
Film yang mengusung kampanye perlindungan cagar budaya laut ini mengisahkan tentang pebisnis muda kaya raya Liu Xuan (Deng Chao) yang membeli Teluk Hijau, sebuah daerah cagar budaya dan perlindungan bagi hewan laut, lalu mengusir mahluk laut di teluk itu dengan memasang Alat Sonar. Tanpa diketahuinya, di dalam teluk itu tinggal mahluk sejenis Duyung (setengah manusia, setengah ikan) yang mengalami kesakitan dan nyaris tewas akibat Alat Sonar yang dipasang Liu Xuan. Karenanya, para mahluk duyung bersepakat untuk melenyapkan Liu Xuan.
Seorang Putri Duyung Cantik bernama Shan (Lin Yun), diutus ke darat untuk menjadi manusia dan menjebak Liu Xuan. Jebakan mereka berhasil dan Liu Xuan berhasil ditangkap oleh para mahluk duyung. Saat akan dibunuh oleh para mahluk duyung, Shan memutuskan untuk melepaskan Liu Xuan. Mengetahui Alat Solarnya menyakiti para duyung, Liu Xuan memutuskan untuk mematikan alatnya.
Celakanya, Liu Xuan menceritakan keberadaan mahluk duyung pada teman-temannya, sehingga mereka pun berbondong-bondong menangkapi dan membunuh mahluk itu. Saat para manusia menghabisi mahluk duyung, Liu Xuan turun tangan dan menyelamatkan Shan.
Meski tidak main di film yang dibuatnya, Stephen Chow tetap memasukkan unsur komedi Mo Lei Dou (Brainless Comedy) yang sudah menjadi ciri-khas dirinya selama ini. Meski banyak adegan super konyol yang ditampilkan, namun ternyata masih diminati oleh para penonton. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa film ini sukses besar.
Saat dirilis tanggal 19 Febrauri 2016, film ini memecahkan rekor dan menjadi jawara box-office sepanjang masa di China. Meski harus bersaing ketat dengan film From Vegas to Macau III dan The Monkey King 2 yang tayang di waktu bersamaan, film ini berhasil duduk di peringkat pertama box-office dengan perolehan US$ 543 juta (dibuat dengan bujet US$ 60 juta). Hebatnya, penghasilan ini diraih hanya dari penayangan di China saja.
 |
| Lin Yun, pemeran karakter Putri Duyung Shan |
Proses audisi pemeran lain untuk film ini pun berlangsung cukup lama (sejak 31 Juli - 15 Agustus 2014) dengan 6 proses penyaringan, sebelum akhirnya para pemeran film terpilih dan mendapatkan peran.
Comments
Post a Comment