YOUR HOME IS MY BUSINESS ( 家売るオンナ)

Judul Dorama    : Your Home is My Business (Ie Uru Onna)
Pemeran             : Keiko Kitagawa, Asuka Kudo, Yudai Chiba, Toru Nakamura
Tanggal rilis       : 13 Juli 2016
Total episode      : 8

Bisnis sedang sulit? Ga bisa kejar target? Kayaknya Anda perlu nonton serial televisi ini untuk mendapatkan inspirasi agar mampu menghalau masalah yang ada.

Serial bertotal 8 episode ini menceritakan tentang kondisi perekonomian Jepang saat ini. Saat Jepang sedang bersiap untuk menjadi Tuan Rumah Summer Olympics 2020 yang akan diadakan di Tokyo, perekonomian menjadi semakin memburuk. Hal ini juga berdampak pada penjualan rumah di mana harga rumah makin tinggi. Yang menjual rumah sulit mendapatkan pembeli, dan yang mau beli tidak sanggup membayar.

Namun ternyata hal ini tidak berlaku buat Machi Sangenya (Keiko Kitagawa), seorang agen Real Estate yang berusia 30 tahun dan masih single. Dengan penampilannya yang menarik, serta kemampuan komunikasinya yang luar biasa baik, Sangenya tidak pernah sekali pun gagal menjual rumah apapun dan dalam kondisi apapun.

Diam-diam, Sangenya ternyata punya metode unik sendiri yang diterapkannya agar bisa menarik hati konsumennya untuk membeli rumah, meski harga rumah yang ditawarkan sangat tinggi dan kondisi rumah tidak sesuai dengan harga yang diajukan. Metode Sangenya tersebut adalah dengan menyelami masalah yang dihadapi konsumen dan keluarganya. Dengan memahami permasalahan konsumen tersebut, Sangenya ikut membantu menuntaskan masalah sang Konsumen.

Setiap episode menampilkan Sangenya menawarkan rumah kepada para Konsumen. Awalnya konsumen akan selalu menolak membeli rumah yang ditawarkan Sangenya karena harganya yang sangat tinggi. Tetapi di akhir cerita, mereka akhirnya membeli rumah tersebut tanpa menawar, setelah Sangenya berhasil membereskan masalah-masalah yang dihadapi sang Konsumen.

Meski terkesan kepo, tapi apa yang dilakukan Machi Sangenya sebenarnya adalah bentuk perhatian dan keperdulian kepada Konsumen. Banyak Marketing yang kini bekerja hanya berfokus pada target, dan sudah lupa pada perhatian pada Konsumen. Akibatnya kebutuhan konsumen terabaikan, dan mereka dirugikan lantaran Marketing yang hanya perduli pada kepentingan diri sendiri mengejar omset.

Jadi jika ingin kerja mencapai target, perdulilah dulu pada kepentingan konsumen.


Comments