Kemarin saya berkesempatan menonton film Rock of Ages, sebuah drama musikal komedi yang cukup menghibur. Terus terang, saya kurang menyukai film drama musikal karena "trauma" ketiduran di bioskop saat menonton Chicago beberapa tahun lalu. Namun film Rock of Ages berhasil "memaksa" saya menonton hingga akhir dengan mata melek karena 1 premis : Tom Cruise !!!
Ya, inilah film pertama di mana Tom Cruise bernyanyi lagu rock. Bukan lip-synch, bukan alih-suara orang lain, namun benar-benar bernyanyi. Ini yang membuat saya penasaran, seperti apa sih suara Tom Cruise? Dan setelah mendengar, saya baru tahu kalau Tom Cruise punya suara yang luar biasa keren dan dasyat juga, walau tidak bisa dipungkiri kalo teknik bernyanyinya sangat mirip dengan Axl Roses (Guns & Roses) dan Nikki Sixx (Moutley Crue), sehingga sempat muncul keraguan kalau lagu-lagu yang dinyanyikan Cruise aslinya dinyanyikan oleh kedua vokalis itu.Namun setelah baca-baca dari berbagai artikel yang membahas film ini, saya akhrnya dapat kepastian kalau Tom Cruise benar-benar menyanyikan sendiri lagu-lagu di dalam film tersebut.
Well... Rock of Ages adalah film ringan yang cukup menarik. Diadaptasi dari pagelaran broadway tahun 2006, drama musikal kreasi Chris D'Arienzo ini bersetting tahun 1987, saat musik rock sedang berada dalam masa kejayaannya. Film ini sebenarnya terbagi dalam 3 cerita yang saling berterkaitan.
Cerita pertama terfokus pada hubungan Sherrie Christian (diperani Julianne Hough) - gadis asal Oklahoma yang merantau ke Hollywood untuk mewujudkan mimpinya sebagai penyanyi terkenal - dengan Drew Boley (Diego Boneta) - seorang waiter yang bekerja The Bourbon Room - di mana hubungan itu kelak membuat mereka menjadi duo penyanyi rock yang digemari banyak orang.
Cerita kedua adalah tentang The Bourbon Room sendiri - tempat Sherrie dan Drew bekerja - yang adalah sebuah tempat bernaungnya para musisi rock pemula. Pada saat itu The Bourbon Room menghadapi krisis keuangan dan terancam ditutup karena menunggak hutang pajak yang cukup besar. Pada saat bersamaan, Stacee Jaxx (Tom Cruise) bersama band-nya, The Arsenal, mengadakan konser perpisahan di sana. Konser itu sukses dan hasilnya tadinya dapat digunakan Dennis Dupree (Alec Baldwin) -sang pemilik cafe - untuk melunasi hutangnya. Namun malah ditipu oleh Paul Gill (Paul Giamatti) - manager Stacee Jaxx - yang mengambil semua hasil konser dan tidak meninggalkan uang sedikitpun untuk Dupree.
Dan cerita ketiga tentang sekelompok orang yang dipimpin Patricia Whitmore (Catherine Zeta Jones) - istri senator Mike Whitmore (Bryan Craston) - berunjuk rasa menentang keberadaan The Bourbon Room dan para penyanyinya karena dinilai menyebarkan ajaran sesat. Protes tersebut terutama sekali ditujukan pada Stacie Jaxx (Tom Cruise) - lead singer Arsenal - yang dinilai tidak mengajarkan hal yang baik pada kaum muda. Di akhir cerita, terungkap kalau unjuk rasa yang dilakukan Patricia itu tidak lain karena kecewa cintanya ditolak oleh Stacie Jaxx. Bahkan terungkap kalau Patricia dulunya adalah salah satu gruppie Stacie Jaxx yang sangat mengidolakan penyanyi itu.
Saat menilai film ini, saya melihat dari 2 sisi. Jika bicara film "bermutu", film ini jauh dari kata "bermutu" itu sendiri. Dalam hal cerita, tidak luar biasa. Akting para pemainnya? Sangat buruk !!! Padahal hampir semuanya artis papan atas Hollywood. Yang agak lumayan hanya Alec Baldwin yang tampil lumayan meyakinkan, bahkan mengejutkan (karena di film itu dia ternyata seorang "gay"). Namun pemain lain terkesan main-main dan terlalu berlebihan. Pokoknya bicara "standar" normal film berkualitas,nilainya E-.
Sebaliknya, kalau bicara soal artistik dan penggunaan lagu sebagai soundtrack, saya beri nilai A+. Bagi penggemar musik rock era 80an, film ini bagaikan sebuah nostalgia masa remaja. Semua lagu yang ada di film ini sangat mewakili dunia rock & rock era 80an yang glamor dan megah. Ada Paradise City (Guns & Roses), Living In Paradise (David Lee Roth), Sister Christian (Night Ranger), Waiting for A Girl Like You (Foreigner), Hit Me With Your Best Shot (Pat Bananar), Rock You Like A Hurricane (Scorpions), Wanted Dead or Alive (Bon Jovi), We Build This City (Jefferson Starship), Pour Some Sugar On Me (Def Leppard), I Wanna Rock (Twisted Sister), dan lain-lain.
Yang paling menarik dalam film ini adalah aransemen ulang lagu, serta medley lagu-lagu rock yang terasa pas sekali. Saya sangat suka dengan medley penggabungan lagu Juke Box Hero dan I Love Rock & Roll yang terdengar sangat mantap sekali, padahal kedua lagu itu memiliki irama dan hentakan yang berbeda.
Overall, buat penggemar lagu2 rock, film ini adalah salah satu film "langka" yang mungkin akan jarang Anda temukan dan merupakan pengalaman yang mengesankan untuk dapat menonton film ini. Dan jika Anda memutuskan untuk menonton film ini, jangan mengomentari akting semua artis pendukung film itu. Film ini memang tidak diperuntukkan untuk penonton yang menikmati akting dan cerita, namun didedikasikan bagi para Rock-Mania. So... let's ROCK....!!
DO YOU KNOW?
Peran Dennis Dupree tadinya akan diberikan pada Will Ferrell, lalu berpindah ke Steve Ferrell. Namun pada akhirnya Alec Baldwin terpilih untuk berperan sebagai tokoh itu.
Untuk mengasah vokalnya yang terbilang "pas-pasan", Tom Cruise berlatih vokal selama 5 jam sehari di bawah asuhan Ron Anderson, guru vokal yang juga melatih vokal Axl Roses. Wajar jika di film kita bisa melihat gaya menyanyi Cruise memiliki kemiripan dengan Axl.
Setidaknya ada 2 lagu yang tidak tepat digunakan dalam film ini : I Remember You (Skid Row) dan More Than Words (Extreme). Lagu I Remember You bisa kita dengar mengalun sayup-sayup di adegan saat Sherrie dan Drew berada di Tower Records. Masalahnya, lagu tersebut sebenarnya baru dirilis tahun 1989, sedangkan setting film ini di tahun 1987. Sementara itu, Lagu More Than Words yang dinyanyikan secara medley oleh Sherrie dan Drew aslinya dirilis tahun 1990.
Sebuah kesalahan "kecil" juga terjadi pada setting film, saat Drew berada dalam kamarnya. Di salah satu bagian kamar terdapat poster cover album Not Fakin; milik Michael Monroe. Masalahnya : Album tersebut baru dirilis tahun 1989.
Dalam film, terdapat adegan Sherrie dan Drew bernyanyi di bawah tulisan "Hollywood" di puncak bukit. Di dunia nyata, tidak seorang pun bisa berada di dekat tulisan tersebut karena lokasi tersebut dipagari dan para turis sangat dilarang untuk bisa berada di lokasi tersebut.
Drama musikal Rock of Ages - yang diadaptasi film ini - pertama kali dimainkan di Los Angeles tahun 2006, dan kemudian dimainkan kembali di Broadway tahun 2009. Selanjutnya menjadi drama musikal yang rutin dimainkan sepanjang tahun. Drama ini meraih banyak penghargaan, terutama Tony Awards, dan menjadi salah satu tontonan yang paling digemari banyak orang. Salah seorang artis yang rutin menonton pertunjukan Rock of Ages adalah Steven Tyler, vokalis band Aerosmith.
Jangan kira Malin Akerman - pemeran Constance Stack, reporter Rolling Stone- adalah gadis lugu seperti penampilannya di film. Sebenarnya dia adalah mantan vokalis grup alternatif-rock The Petalstones. Akerman keluar dari band itu pada tahun 2005 untuk kemudian menikah Roberto Zoncone, drummer band tersebut,pada tahun 2007.
Ya, inilah film pertama di mana Tom Cruise bernyanyi lagu rock. Bukan lip-synch, bukan alih-suara orang lain, namun benar-benar bernyanyi. Ini yang membuat saya penasaran, seperti apa sih suara Tom Cruise? Dan setelah mendengar, saya baru tahu kalau Tom Cruise punya suara yang luar biasa keren dan dasyat juga, walau tidak bisa dipungkiri kalo teknik bernyanyinya sangat mirip dengan Axl Roses (Guns & Roses) dan Nikki Sixx (Moutley Crue), sehingga sempat muncul keraguan kalau lagu-lagu yang dinyanyikan Cruise aslinya dinyanyikan oleh kedua vokalis itu.Namun setelah baca-baca dari berbagai artikel yang membahas film ini, saya akhrnya dapat kepastian kalau Tom Cruise benar-benar menyanyikan sendiri lagu-lagu di dalam film tersebut.
Well... Rock of Ages adalah film ringan yang cukup menarik. Diadaptasi dari pagelaran broadway tahun 2006, drama musikal kreasi Chris D'Arienzo ini bersetting tahun 1987, saat musik rock sedang berada dalam masa kejayaannya. Film ini sebenarnya terbagi dalam 3 cerita yang saling berterkaitan.
Cerita pertama terfokus pada hubungan Sherrie Christian (diperani Julianne Hough) - gadis asal Oklahoma yang merantau ke Hollywood untuk mewujudkan mimpinya sebagai penyanyi terkenal - dengan Drew Boley (Diego Boneta) - seorang waiter yang bekerja The Bourbon Room - di mana hubungan itu kelak membuat mereka menjadi duo penyanyi rock yang digemari banyak orang.
Cerita kedua adalah tentang The Bourbon Room sendiri - tempat Sherrie dan Drew bekerja - yang adalah sebuah tempat bernaungnya para musisi rock pemula. Pada saat itu The Bourbon Room menghadapi krisis keuangan dan terancam ditutup karena menunggak hutang pajak yang cukup besar. Pada saat bersamaan, Stacee Jaxx (Tom Cruise) bersama band-nya, The Arsenal, mengadakan konser perpisahan di sana. Konser itu sukses dan hasilnya tadinya dapat digunakan Dennis Dupree (Alec Baldwin) -sang pemilik cafe - untuk melunasi hutangnya. Namun malah ditipu oleh Paul Gill (Paul Giamatti) - manager Stacee Jaxx - yang mengambil semua hasil konser dan tidak meninggalkan uang sedikitpun untuk Dupree.
Dan cerita ketiga tentang sekelompok orang yang dipimpin Patricia Whitmore (Catherine Zeta Jones) - istri senator Mike Whitmore (Bryan Craston) - berunjuk rasa menentang keberadaan The Bourbon Room dan para penyanyinya karena dinilai menyebarkan ajaran sesat. Protes tersebut terutama sekali ditujukan pada Stacie Jaxx (Tom Cruise) - lead singer Arsenal - yang dinilai tidak mengajarkan hal yang baik pada kaum muda. Di akhir cerita, terungkap kalau unjuk rasa yang dilakukan Patricia itu tidak lain karena kecewa cintanya ditolak oleh Stacie Jaxx. Bahkan terungkap kalau Patricia dulunya adalah salah satu gruppie Stacie Jaxx yang sangat mengidolakan penyanyi itu.
Saat menilai film ini, saya melihat dari 2 sisi. Jika bicara film "bermutu", film ini jauh dari kata "bermutu" itu sendiri. Dalam hal cerita, tidak luar biasa. Akting para pemainnya? Sangat buruk !!! Padahal hampir semuanya artis papan atas Hollywood. Yang agak lumayan hanya Alec Baldwin yang tampil lumayan meyakinkan, bahkan mengejutkan (karena di film itu dia ternyata seorang "gay"). Namun pemain lain terkesan main-main dan terlalu berlebihan. Pokoknya bicara "standar" normal film berkualitas,nilainya E-.
Sebaliknya, kalau bicara soal artistik dan penggunaan lagu sebagai soundtrack, saya beri nilai A+. Bagi penggemar musik rock era 80an, film ini bagaikan sebuah nostalgia masa remaja. Semua lagu yang ada di film ini sangat mewakili dunia rock & rock era 80an yang glamor dan megah. Ada Paradise City (Guns & Roses), Living In Paradise (David Lee Roth), Sister Christian (Night Ranger), Waiting for A Girl Like You (Foreigner), Hit Me With Your Best Shot (Pat Bananar), Rock You Like A Hurricane (Scorpions), Wanted Dead or Alive (Bon Jovi), We Build This City (Jefferson Starship), Pour Some Sugar On Me (Def Leppard), I Wanna Rock (Twisted Sister), dan lain-lain.
Yang paling menarik dalam film ini adalah aransemen ulang lagu, serta medley lagu-lagu rock yang terasa pas sekali. Saya sangat suka dengan medley penggabungan lagu Juke Box Hero dan I Love Rock & Roll yang terdengar sangat mantap sekali, padahal kedua lagu itu memiliki irama dan hentakan yang berbeda.
Overall, buat penggemar lagu2 rock, film ini adalah salah satu film "langka" yang mungkin akan jarang Anda temukan dan merupakan pengalaman yang mengesankan untuk dapat menonton film ini. Dan jika Anda memutuskan untuk menonton film ini, jangan mengomentari akting semua artis pendukung film itu. Film ini memang tidak diperuntukkan untuk penonton yang menikmati akting dan cerita, namun didedikasikan bagi para Rock-Mania. So... let's ROCK....!!
DO YOU KNOW?
Peran Dennis Dupree tadinya akan diberikan pada Will Ferrell, lalu berpindah ke Steve Ferrell. Namun pada akhirnya Alec Baldwin terpilih untuk berperan sebagai tokoh itu.
Untuk mengasah vokalnya yang terbilang "pas-pasan", Tom Cruise berlatih vokal selama 5 jam sehari di bawah asuhan Ron Anderson, guru vokal yang juga melatih vokal Axl Roses. Wajar jika di film kita bisa melihat gaya menyanyi Cruise memiliki kemiripan dengan Axl.
Setidaknya ada 2 lagu yang tidak tepat digunakan dalam film ini : I Remember You (Skid Row) dan More Than Words (Extreme). Lagu I Remember You bisa kita dengar mengalun sayup-sayup di adegan saat Sherrie dan Drew berada di Tower Records. Masalahnya, lagu tersebut sebenarnya baru dirilis tahun 1989, sedangkan setting film ini di tahun 1987. Sementara itu, Lagu More Than Words yang dinyanyikan secara medley oleh Sherrie dan Drew aslinya dirilis tahun 1990.
Sebuah kesalahan "kecil" juga terjadi pada setting film, saat Drew berada dalam kamarnya. Di salah satu bagian kamar terdapat poster cover album Not Fakin; milik Michael Monroe. Masalahnya : Album tersebut baru dirilis tahun 1989.
Dalam film, terdapat adegan Sherrie dan Drew bernyanyi di bawah tulisan "Hollywood" di puncak bukit. Di dunia nyata, tidak seorang pun bisa berada di dekat tulisan tersebut karena lokasi tersebut dipagari dan para turis sangat dilarang untuk bisa berada di lokasi tersebut.
Drama musikal Rock of Ages - yang diadaptasi film ini - pertama kali dimainkan di Los Angeles tahun 2006, dan kemudian dimainkan kembali di Broadway tahun 2009. Selanjutnya menjadi drama musikal yang rutin dimainkan sepanjang tahun. Drama ini meraih banyak penghargaan, terutama Tony Awards, dan menjadi salah satu tontonan yang paling digemari banyak orang. Salah seorang artis yang rutin menonton pertunjukan Rock of Ages adalah Steven Tyler, vokalis band Aerosmith.
Jangan kira Malin Akerman - pemeran Constance Stack, reporter Rolling Stone- adalah gadis lugu seperti penampilannya di film. Sebenarnya dia adalah mantan vokalis grup alternatif-rock The Petalstones. Akerman keluar dari band itu pada tahun 2005 untuk kemudian menikah Roberto Zoncone, drummer band tersebut,pada tahun 2007.
Comments
Post a Comment